angin-angin dan udara itu seperti tak ada hentinya merasuki diriku
berjejal-jejal masuk dan saling sikut..
satu persatu mulai menyesaki pembuluh darahku..
hingga kurasa sesak dibuatnya..
tapi ternyata ada satu kekosongan dibalik itu semua..
ya, kutemukan satu tempat kosong di aliran darahku..
makin lama makin menyeruak,
menikam udara-udara yang ada di dalamnya..
menyesakinya dan memaksa mereka untuk keluar,
membuang jauh-jauh oksigen yang harusnya kubutuhkan itu..
kekosongan itu makin binal dan arogan..
hanya mau untuk dirinya sendiri..
dan merekapun tak mampu melawan kekosongan itu..
pergi, akhirnya udara-udara, oksigen-oksigen itu pergi..
menjauh dari pembuluh darahku..
terpaksa meninggalkan kekosongan itu merajai setiap aliran darahku..
kini tak ada satu mili pun yang luput dari kuasa kekosongan itu..
akupun mati, mati tanpa mereka yang kusebut udara, mereka yang kusebut oksigen..
tak terpikirkan, kekosongan yang kurawat sejak belum ada, ternyata berbalik menikamku..
kini dia telah buatku terbunuh, buatku lenyap, dan diapun terkekeh di dalam tubuhku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar