Pages

Minggu, 06 Maret 2011

Ladang Musim Semi

Semua kembali seperti semula.. Selalu ada musim semi setelah musim dingin yang menusuk tulang..
Pagi ini benar-benar sempurna.. Matahari lembut bersinar, dan kabut tersibak terbawa angin tak kasat mata..
Benar-benar sempurna untukku jika ingin menikmatinya.. Tapi tak kulakukan, aku lebih memilih untuk menikmati  setiap detik memoriku denganmu.. Sambil memandangmu tidur dalam khayalku..


Kucoba mengingat-ingat semua perjalanan yang kita lalui bersama.. Kuingat-ingat bagaimana Tuhan telah membawamu untukku, mengirimmu lewat malaikat-malaikatNya.. Bahkan sampai detik ini pun aku benar-benar terkagum-kagum padaNya.. Dia punya begitu banyak cara hingga mempertemukan kita di satu simpang jalan, pada waktu yang benar-benar tepat.. Kuingat pula kapan pertama kali kulihatmu secara dekat.. Kuingat lagi bagaimana kita mulai berjalan, dan berlari-lari kecil menyusuri padang musim semi yang kita buat sendiri..
Kau begitu telaten merawat setiap bunga di ladang itu, dan akupun tak henti-hentinya mengagumi betapa kokohnya pohon maple di ladang kita.. Kau benar-benar tahu aku sangat menyukai pohon itu, pohon yang daunnya begitu indah, bahkan ketika musim gugur tiba.. Kini aku tak perlu jauh-jauh ke negeri empat musim untuk bisa bermain-bermain di bawah pohon maple, aku cukup melihat keindahannya di matamu sayang..
Keindahan ladang musim semi yang kita buat bersama..


Selalu ada cinta di setiap detikku bersamamu.. Bahkan saat kau tak benar-benar berada disampingku, masih sanggup kurasakan cinta yang sama.. Masih bisa kurasakan keindahan musim semi di matamu.. 
Aku cukup memejamkan mata, dan akan kutemukan kau disitu, sedang menungguku di bawah pohon maple sambil memegang setangkai krisan kuning untukku..


Kau sanggup membuatku selalu jatuh cinta.. Dan kurasakan betapa lembutnya semilir angin menerpa wajahku.. Selalu ada kesejukan musim semi karenamu.. Ya, karenamu..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar